Nonton konser atau kontes foto?



Tanpa disadari, ada perubahan perilaku penonton saat menonton konser di Indonesia seiring berkembangnya teknologi. Maksudnya pas live concert, kalo dulu para penonton sampe ribut gara2 rebutan tempat buat joget atau lompat-lompat ngikutin musik, namun sekarang berbeda. Sekarang, para penonton pada rebutan tempat paling dekat dengan stage biar bisa motret artisnya, pada lomba bagus-bagusan gadget, sok jd kameramen semua. Kalian mau nonton konser apa mau kontes fotografi? Mau nikmatin musik apa mau bagus-bagusan foto? Apalagi kalian yang datang ke konser bawa DSLR dengan lensa-lensa besar kalian. Kalian mengganggu penonton lain yang benar-benar ingin menikmati konser musik. Mereka datang ke konser, karena mereka ingin melihat pertunjukan atau permainan musisi kesayangan mereka secara langsung dengan mata mereka. Dengan banyaknya para "Fotografer" konser ini, hal-hal tersebut jadi tidak terpenuhi kembali. Pandangan ke artis terhalang alat-alat kalian, penonton jadi gak bisa nyanyi bareng artisnya juga. Artisnya juga jadi kecewa, yg diharapkannya penonton bisa terbawa suasana meriahnya konser, bukannya sibuk dgn alat-alatnya masing-masing. Jadi sebisa mungkin, stop lah mengambil gambar di area konser. Cukup mata kalian saja yang mengabadikan momen musik itu dan disimpan dalam memori otak kalian.





Ranu Tompe & Ranu Kuning?

Ranu Tompe (Sumber: http://www.belantaraindonesia.org)


Di postingan sebelumnya, aku membahas mengenai perjalananku ke Ranu Kumbolo pada bulan Agustus lalu. Dan beberapa waktu yang lalu ada media elektronik yang memuat berita yang berjudul "Ranu Tompe, danau yang tak terjamah di kaki gunung Semeru" . Setelah melihat berita ini, aku langsung teringat bagian dari perjalananku ke Ranu Kumbolo. Aku sempat bertemu dgn penduduk "terdekat" di kawasan tersebut. "terdekat" karna mereka mengatakan ada desa yg sebenarnya berada di dekat Ranu Kumbolo. Mereka bercerita bahwa desa mereka ada di sekitar Ranu Kuning. Alhasil beberapa pendaki kaget mendengar ada Ranu Kuning. Ranu Kuning seperti semacam disembunyikan dari pendaki, mereka cuma bilang kalo sebenernya Ranu Kuning ada di dekat Kalimati. Memang saya sempat kaget ketika shubuh sudah ada penduduk lokal turun dari Tanjakan Cinta tanpa membawa peralatan mendaki.Di tengah hutan gunung Semeru ada sebuah desa yg sangat pelosok, itu sepertinya "The Real" Suku Tengger. 


Tidak hanya itu saja, salah satu penduduk tersebut berkata bahwa selain Ranu Kuning yang ada di dekat desa mereka, sebenarnya ada satu danau lagi yang tidak mereka namai karena danaunya kecil dan mereka sendiri pun jarang sekali menjamah danau tersebut karena tempatnya sangat sulit untuk diakses. Dan isu terbaru, telah ditemukan Ranu Tompe, sarangnya macan. Ya mungkin danau kecil yang dimaksud salah satu penduduk ini adalah Ranu Tompe. Dianggap sebagai sarang macan karena disana, pada beberapa batang pohon ditemukan bekas cakaran macan yang notabene itu adalah tanda daerah kekuasaan seekor macan. Selain itu, cerita yang beredar diantara para pendaki, Ranu Tompe terkenal sebagai tempat yang angker. Maklum sajalah, tempat itu tidak pernah terjamah oleh manusia. Tim TNBTS pun telah melakukan ekspedisi ke Ranu Tompe, dan berdasarkan cerita yang saya dengar, perjalanan kesana membutuhkan waktu 3 hari. Tim TNBTS juga telah mendapat citra satelit tentang Ranu Tompe ini. Anehnya, TNBTS melarang para pendaki untuk menjamah tempat tersebut karena berada pada zona inti dan merupakan kawasan yang dilindungi, namun TNBTS malah melakukan blunder dengan mempublikasikan temuannya ke media massa. Bahkan website National Geographic Indonesia juga sudah memposting mengenai hal ini di http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/11/danau-yang-tak-terjamah-ditemukan-di-kaki-semeru. Ngomong-ngomong, makin keren aja nih Semeru. Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Kuning, Ranu Tompe kayaknya sih hasil letusan Gunung Semeru ratusan tahun yang lalu. Di sebelah selatan juga ada Ranu Darungan. Di Klakah ada Ranu Klakah, Ranu Bedali, dan Ranu Pakis. Jadi kayaknya Lumajang pantes dapat sebutan sebagai kota Ranu nih.
Sejumlah anggota tim Ekspedisi Eksplorasi Ekologi Ranu Tompe Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang mengunjungi danau ini untuk pertama kalinya (8/10). Danau seluas 0,7 hektare ini baru ditemukan oleh tim ekspedisi TNBTS dan TEMPO. TEMPO



Ranu Kumbolo (Day 3)


Di hari ketiga ekspedisi Ranu Kumbolo ini, adalah saat-saat menyedihkan dan membahagiakan bagi saya. Kenapa menyedihkan? Karna saya udah 2 hari belum BAB, *eh itu aib ding* Ya karna hari ini aku bakalan meninggalkan salah satu tempat paling indah di Bumi ini. Dan kenapa menyenangkan?? Karna, di hari ketiga bertepatan dengan hari dimana usiaku telah bertambah, today is my birhtday!! (Masa hidupnya berkurang kok malah seneng, kudunya sedih -_-)  Senang rasanya bisa merayakan ulang tahun di tempat yang terindah dan paling dibanggakan oleh kotaku Lumajang.

Sunrise terakhir yang kami lihat sebelum kembali keperadaban, seolah memberikan kehangatan (jangan bayangin hangatnya ompol ya) yang seakan mencegah kami untuk melangkahkan kaki menuruni gunung ini. Puas menikmati sunrise yang selalu indah, kembali ke tugas masing-masing sesuai gender, yap yg cowok bongkar tenda, yg cewek masak "RAME-RAME". Nasib jadi cowok, selalu kedapatan kerjaan kuli.

Sarapan rampung, tenda juga udah terbungkus dengan baik di dalam tas,saatnya say goodbye kepada Ranu Kumbolo. Sepanjang perjalanan pulang pun, mataku masih saja menatap indahnya Ranu Kumbolo.
Sewaktu perjalanan pulang


Foto terakhir di Ranu Kumbolo
Ketemu orang Rusia di jalan pulang
Kami kembali melewati jalur pendakian yang ekstrem kemarin, tapi karna ini turun gunung, jadi ya jalannya gak begitu terasa berat karna emang jalannya menurun. Perjalanan pulang kami tempuh selama 3,5 jam. Turun pada pukul 9.30 dan sampai di Ranu Pani jam 13.00. Kami baru turun ke Senduro jam 2 siang dan menempuh perjalanan selama 2 jam menggunakan motor-motor kita yang tangguh. Akhirnya kita sampai di Lumajang dengan selamat serta berpisah meninggalkan berbagai kenangan yang mungkin tak akan terlupakan. END.



Ranu Kumbolo (Day 2)


Selamat pagi!! Shubuh di Ranu Kumbolo, tapi mau keluar tenda gak kuat. Bangun tidur lalu mencari sesuap kudapan yang bisa masuk ke perut. Sampai jam setengah 5 kita masih ada di dalam tenda, mau keluar takut berubah jadi es batu. Tapi akhirnya, didasari keinginan yang kuat agar tidak melewatkan sunrise di Ranu Kumbolo, kita pasang sepatu, sarung tangan dan lepas dari sleeping bag masing-masing. Begitu keluar dari tenda, langsung ambil hape dan CEKRRIIIKK... This is it.. 
Pagi di Ranu Kumbolo
Beberapa menit lagi menuju sunrise, sambil menikmati tiupan angin yang SANGAT SEPOI-SEPOI, kita senam pagi dulu. Banyak banget orang-orang yang berfoto di pinggir danau, sampe sampe yang mau foto mesti antri kayak di studio foto. Sayang gak ada orang jual jasa foto langsung cetak disini. 

Tibalah kala sang surya menyingsing di pagi hari, di atas hamparan air yang tergenang di Ranu Kumbolo
Sunrise at Ranu Kumbolo

Langsung deh, semua orang gantian berpose, mendadak Ranu Kumbolo jadi venue untuk lomba fotografi. Gak cuma itu seh, kayaknya disini juga jadi venue untuk lomba bagus-bagusan gadget. Gayanya macem-macem, mulai dari yang normal sampe yang abnormal, mulai dari pose yang wajar sampe pose yang gak penting. Dan pose yang selalu menjadi tanda tanya besar di benakku adalah pose loncat. Ini sebenernya tujuannya apa sih pose loncat itu? Apa sangking pengennya terbang gitu? Atau biar keliatan kalo lagi bahagia banget? Itu persepsi kalian masing-masing lah. 

Setelah puas motret-motret, perut mulai berasa laper, ini artinya chef-chef kita saatnya beraksi. Menu pagi itu adalah nasi putih berlauk sarden plus pasir ranu kumbolo (yang gak sengaja kecampur).
Proses masak-masak
Setelah menunggu beberapa menit, chef-chef kita telah menciptakan sebuah masakan bercita rasa tinggi penuh kalori
Nasi putih + Sarden + Pasir
Sehabis sarapan, temen-temen berniat untuk naik Tanjakan Cinta dan main di Oro-Oro Ombo. Tapi sebelumnya, mereka bikin bekal dulu sebelum jalan-jalan. Kali ini kita bikin Jelly Gurun Pasir. Yap, knapa dinamai seperti itu, karna bahannya adalah Jelly rasa stroberi ditambah susu coklat ditambah susu putih ditambah pasir (bukan gula pasir) (lagi-lagi tanpa sengaja pasir masuk dalam adonan). Setelah Jelly Gurun Pasir jadi. Kita mulai jalan-jalannya dan diawali dengan melewati Tanjakan Cinta dengan mitosnya apabila kita bisa melewati Tanjakan Cinta ini tanpa menoleh maka orang yang kita harapkan untuk bisa jadi jodoh kita akan terkabulkan.
Tanjakan Cinta
Sesampai di ujung Tanjakan Cinta, kita disuguhi pemandangan yang We O We Te O Pe Be Ge Te. Inilah pemandangan luar biasa yang ada di Oro-Oro Ombo. Anginnya coy, berhembus dengan kencangnya sampe-sampe rambut jadi kayak goku yang jadi super saiya tiga.
Oro-oro Ombo
Ozan di padang lavender Oro-oro Ombo

Fedi Nuril berjemur di Oro-oro Ombo
Disana kita menikmati bekal yang sudah kita buat tadi, yaitu "Jelly Gurun Pasir". Rasanya uuuueeeennnaak buuuanget.. Seger, kenyal, manis, asem, dan renyah (efek pasir yg masuk adonan). Di Oro-oro Ombo kita tidur-tiduran selama beberapa jam, gak peduli ntar ada macan mampir atau ikutan tidur sama kita. Yang bikin pegel disana, adalah menjawab sapaan tiap pendaki yang lewat, salah kita juga sih tidur di jalur pendakian, ada sekitar 50 pendaki yang lewat dan itu menyapa ke kita semua "Permisi mas", "Gak naik mas?", "Mas", "Nuwun sewu" dan yang paling aneh adalah ketika teman-teman yang tidur malah dikira pingsan "Lho, kenapa ini mbaknya mas? sakit?". Setelah puas tidur di Oro-oro Ombo, kita balik ke tenda. Soalnya masih punya tanggungan cari air juga buat stok hidup ntar malemnya.
Tidur siang di Oro-oro Ombo
Berabu-abu bersama Andin
Sore pun menyingsing, matahari mulai tenggelam, udara terasa semakin dingin. Aku dan ozan niatnya nyari kayu bakar, buat api unggunan ntar malemnya, eh yang ada kita malah terjebak di toilet terluas di pulau jawa. Kenapa aku sebut seperti itu, karna di hutan tempatku nyari kayu, banyak bekas orang poop bersebaran dimana-mana. Untungnya kita gak salah ambil kayu.

Pas malemnya, cewek-cewek mulai masak lagi, kali ini menunya mie instan. Ada hal yang menjengkelkan selama di Ranu Kumbolo yaitu mbak Ndayu yg ternyata gak ikutan bantuin masak, malah milih-milih merk mie instan yang dimasak, dia gak mau makan kalo mienya bukan Indomie. This is f*ck men. Yaudah sama temen-temen disuruh masak sendiri. Ini nih efeknya nonton 5cm, jadi ikut-ikutan kan. Kalo di film 5cm ada yg namanya Rianti, kalo disini temen-temen ngasi julukan ke mbak Ndayu si Rianto. Malam itupun "Rianto" sukses jadi bahan bully semaleman sampe akhirnya temen-temen kedinginan dan masuk ke tenda masing-masing.
Kondisi  di dalam tenda para cowok keren
Tengah malem, tiba-tiba anginnya semakin kencang. Api unggun buatanku dan ozan yang gagal karna kayunya cuma sedikit tiba-tiba terbakar dengan sendirinya di samping tenda. Tapi untungnya api yang menyala cuma sebentar dan gak sampai merembet ke tenda. Aku dan Ozan yang terlanjur bangun karna angin kencang ini, mulai merasakan rasa lapar yang tak tertahankan. Setelah korek-korek stok makanan, Ozan menemukan bubur bayi, langsung nyalakan kompor, masak air biar mateng, campur dengan bubur, jadilah kita 2 orang bayi mungil yang sedang kelaparan di tengah malam yang makan bubur bayi rasa vanila.
Setelah puas mengisi perut, mata masih gak bisa merem, aku dan Ozan iseng-iseng nyalain musik biar ga bosen. Karna kita adalah penggemar musik cadas, jadi kita nge-play lagunya Cherrybelle full album sambil ngebahas para personilnya, diantaranya Kezia Chibi yang gak secantik kakaknya Angel Karambol, eh Karamoy. Disaat bersamaan, ternyata para cewek yang tendanya di depan tenda kita malah nguping menikmati pembicaraanku sama Ozan yang sangat berbobot ini -_-" (to be continued..)







Ranu Kumbolo (Day 1)

Siang itu, kala aku sedang ngupil dengan nikmatnya di depan tipi (sungguh ini bukan kalimat awal yang baik), tiba-tiba hapeku mengeluarkan kemampuannya yaitu bergetar dan berbunyi, ya itu ada sms masuk dari sahabatku Ozan " Bro, melu neng Ranu Kumbolo ayo". Awalnya kutolak ajakan itu, karna jadwal emang lagi padet-padetnya, lagi banyak demo di kantor pemerintahan, kan pasti bakal banyak gelas air mineral bekas tuh (ternyata pemulung). Enggak lah, pas itu lagi menikmati masa akhir lebaran dengan nonton film-film polisi, eman mau ketinggalan episodenya. Tapi setelah melewati perdebatan yang panjang didalam perut dan hidungku, akhirnya aku memutuskan untuk ikut. Kapan lagi punya kesempatan untuk naik ke tempat seindah itu. Kalo ada yang belum pernah tau Ranu kumbolo itu seperti apa, ini nih fotonya 
Ranu Kumbolo

Seketika itu, siang itu juga, langsung minta ijin sama kedua orang tua lewat sms (ini gak sopan, jangan ditiru). Begitu ijin turun dari atasan, langsung aja ngegass motor ke Puskesmas terdekat buat minta Surat Keterangan Sehat. Pas nyampe sana, eh ternyata bagian Pelayanan Administrasi udah tutup. Kayaknya ini pertanda kalo gak diijinkan untuk naik gunung. Berawal dari kegalauan, akhirnya tangan ini mengarahkan setir motor kearah rumah sahabatku waktu SMP, Lassa. Yap, Lassa saat itu sedang pulang kampung setelah selama ini dia merantau di Surabaya. Sebagai normalnya sahabat, yang dilakukan adalah curhat, entah ini kenapa cowok curhat sama cowok, tapi untungnya aku normal *kayaknya*. Dari situ Lassa memberi solusi untuk minta Surat Keterangan Sehat di Rumah Sakit swasta di Lumajang, tapi mesti bayar nanti, kalo di puskesmas gratis. Ini nih, di Indonesia segala macem dijadikan peluang buat ngehasilin uang. Dan malamnya pun, terpaksa mengikhlaskan uang 15ribu untuk minta SKS. Tapi penderintaan belum berakhir disitu. Ranu Kumbolo ini berada di ketinggian 2400 mdpl *gak tau bener apa gaknya* *gak ikut ngukur sih* dan aku sama sekali gak punya perlengkapan buat kemah di tempat setinggi itu seperti sleeping bag, matras, tenda dan tas carrier. Lagi-lagi Lassa seolah menjadi malaikat penolong bagiku, cuman dia gak pake sayap dan gak bersinar kayak malaikat yang asli. Berkat Lassa, aku bisa dapet pinjeman semua alat itu dalam semalam *AMAZING*.

Besok paginya, semua personil yang naik gunung *rencananya* kumpul jam 8 pagi, padahal malam sebelumnya aku gak bisa tidur gara-gara kepikiran disana bakal ngapain aja dan baru tidur jam 2 pagi. Shubuh udah bangun, ngisi perut, trus dikosongin lagi semuanya, karna menurut kabar dari makhluk yang punya "burung" , disana gak ada toilet. Jadi aku memilih untuk tidak membawa "beban" apapun selama pendakian. Jam setengah 8 jemput cewek yang harusnya udah saling kenal sama aku sejak kelas 2 SMA, sayangnya cuma aku aja yang tau dia, tapi dia gak pernah tau sama aku *miris* dan dia bernama Andin. Rumahnya ada di Jember, dan berangkat ke Lumajang naik bis, alhasil aku jemput dia dengan tampang tukang ojek. Aku dan Andin udah stay di Alun-alun Lumajang jam 8 pas sesuai dengan kesepakatan, tapi namanya Indonesia, jamnya dari karet semua, pada molor menn.. Jam setengah 9 baru ngumpul semua, ada Ozan, Chorik (temennya Ozan), kakaknya Chorik(Rizky) dan satu lagi temennya kakaknya Chorik (ribet amat -_-) yg namanya Ndayu. Tapi ternyata kita masih nyari pinjeman tenda ke temennya Chorik di Senduro, jam 10 kita baru naik ke Ranu Pani. Buat yang gak tau rutenya, jika kalian sudah berada di Lumajang, kalian tanya aja dimana letak Alun-alun Lumajang, nanti dari Alun-alun kalian ke arah barat atau kalo tanya orang tanya aja kemana arah kalo mau ke Senduro. Ikutin jalan ke Senduro itu aja terus, ntar sebelum Pura Mandala Giri Semeru Agung kalian akan menemukan papan jalan bertuliskan Ranu Pani, nanti kalian akan masuk ke jalanan pedesaan yang ancur dan ikutin aja jalan tsb.  Asal kalian tau, jalan di Ranu Pani itu sebenernya aspal tapi bertransformasi menjadi jalanan yang tertutupi oleh batu-batu seukuran bola tenis. Bayangin gimana rasanya nyetir diatas bola-bola tenis yang ada suatu wadah, bisa jalan? bisa kok, tapi lebih banyak jatuhnya daripada jalannya. Setelah 2,5 jam melewati jalan berkelok dan berliku di tengah hutan, akhirnya sampai di pos Ranu Pani. Setelah daftar di pos registrasi, akhirnya kita foto-fotoan terlebih dahulu buat dipamerin ke temen-temen kalo pernah siap-siap naik Gunung Semeru.

Ranu Pane
LET'S GO!! Jam 14.00 WIB kita berangkat. Perjalanan dimulai, awalnya seneng, tapi dalam 15 kemudian berubah jadi ngenes gara-gara ngelewatin Tanjakan Kaget. Tanjakan ini bener-bener bikin kaget orang-orang yang jarang naik gunung kayak aku. 2 langkah di tanjakan aja rasanya kayak ngangkat 5 biji elpiji 12 kilo, beraattt men....
Untuk menuju ke Ranu Kumbolo, ada 4 pos yang harus dilewatin, antara lain : pos satpam, poskamling, poster, posisi enak #Lho??


Di Pos 1 (dari kiri: Ndayu, Andin, Rizky, Chorik, Ozan, Fedi Nuril)

Sepanjang perjalanan, yang ada dipikiranku adalah berbagai benda yang aku tinggalkan dirumah, mulai dari tipi, bantal, guling, piring dan sendok pun terngiang di otak. Maklum, selama liburan Ramadhan cuma mereka yang setia menemaniku. Aku gak kebayang gimana keadaan mereka waktu aku tinggal naik gunung, pasti mereka bakal menjadi sosok-sosok yang terabaikan. Back to Kumbolo story, menuju ke Pos 1 sejauh 4km dari Ranu Pane masih terasa mudah, begitu juga sampai ke pos 2 dan pos 3, jalannya masih hepi meskipun selama di jalan kita diselimutin kabut. Dan jauhnya pun bikin kita pengen naik bis 2 kali. oper angkot 3 kali dan naik pesawat 1 kali <== ini lebay kan?.

Fedi Nuril sewaktu perjalanan
Pas nyampe dan ngliat yang namanya "Tanjakan Setan" di Pos 3, pengen rasanya melambaikan tangan ke kamera dan dijemput sama Ki Prana, karna tanjakannya kali ini "BENAR-BENAR SETAN" beeuuddhh, 1 langkah aja beratnya udah kayak digandolin sama traktor. Tapi diujung tanjakan setan ini, aku bisa berada diatas awan selain waktu naik pesawat. It's wonderfull view..
Ini waktu diatas awan, muka kucel kena knalpot pesawat

Setelah puas menikmati "kapas", rombongan jalan lagi menuju pos 4, itu udah lewat maghrib, udah 4 jam jalan dan belum nyampe. Nyampe di pos 4 dalam kondisi udah gelap buangett, perut laper, nafas ngos-ngosan, nyawa tinggal 2. Disaat itulah peran lampu mulai dibutuhkan, dari 6 orang yg berangkat cuma ada 2 senter beneran, dan 1 senter hapenya Andra and The Backbone. Tapi kita diberi keberuntungan dengan muncul bulan Purnama kala itu yang bersinar terang layaknya petromaks yang dibawa bakul kacang. Perjalanan dari pos 4 ke camp area Ranu Kumbolo ini perlu waktu setengah jam, dan kita jalan ditengah kegelapan sambil bawa senter, ini jadi berasa kita kayak lagi ikutan syutingnya jejak-jejak misterius yang lagi nyari Yeti (Manusia raksasa yg jadi mitos di himalaya).

Dan akhirnya kita sampai di camp area, aku dan ozan langsung bikin tenda, biar bisa cepet-cepet masuk ke dalam sleeping bag untuk tidur dan kabur dari dinginnya malam itu. Gak lupa juga kita bikin tenda buat ceweknya. Bisa dibayangin gak gimana caranya bangun tenda sambil seluruh badan menggigil? Brrrr... Menn, kita bangun tenda sambil goyang cesar, dikidaww dikidaww.. Dan cewek-cewek pun menjalankan kodratnya sebagai mahkluk yang berkewajiban untuk masak. Seusai bangun tenda, makanan pun udah jadi, dibawah sinar bulan purnama, kita ber-enam makan malam menikmat mie instan buatan para wanita tangguh. Mie yang baru matang, cuma 5 menit udah kayak mie yang dikasi es, sumpah dingin. Nasi yg dibawa dari rumah, kayak nasi yang dikeluarin dari kulkas. Seaneh-anehnya makanan yang kita makan, tetep aja masuk kedalam perut, jaga-jaga biar gak kelaperan dan mencegah kita biar gak kedinginan. Setelah makan pun, pada langsung masuk ke tenda. Yang pasti kita gak campur ya, cowok sendiri, cewek sendiri, dan itu artinya aku tidur berdua dengan ozan, sambil membayangkan calon istri masing-masing. Sampai pagi.
*eh ini longpost ya? lanjut postingan selanjutnya*



#SharingBootCamp - Catatan Reggy Hasibuan dari Comedy Bootcamp Asia 2013

Kali ini saya bakal sharing tentang tweet-tweet dari Reggy Hasibuan @Regzindahood mengenai ilmu-ilmu yang dia peroleh di Comedy Bootcamp Asia tanggal 6-8 September kemarin di Malaysia. Kenapa saya tulis di blog ini, sebenarnya hanya ingin mempermudah diri saya sendiri ketika nantinya saya membutuhkan ilmu-ilmu yang berasal dari #SharingBootCamp ini. Oke, kita mulai dari #SharingBootCamp yang pertama ya, yaitu mengenai MC-ing, berikut ini merupakan hasil copy paste dari akun twitter bang Reggy.

Reggy Hasibuan @Regzindahood
In day 1, Jonathan Atherton shared with us tips and tricks of handling microphones and MC-ing #SharingBootcamp. The basics about Mic-ing as you may already know, is to make sure that the mic stand is not getting in your way . Make sure that the mic is within an apporiate distance from your lips and dont cup the mic with your hand. About MC-ing, Jon shared that MC's job is to warm up the crowd, they may throw some jokes, but they are not the main event. Its a mistake if in a show, the MC is funnier than the comics. Unless the comics in the line up are all terrible. The MC should introduce first, then leave the name of the comic in the end. And just stop there. Example, "...and he comes from miles and miles away, a big comedian with a bigger heart, please welcome -stage name here-. Bad example: "He's a very funny guy, please welcome -stage name here-, He has also frequently perform in TV shows.. The second one is a bad example cuz the MC shouldve just stop on the name. Anything more then that will kill the vibe. When MC throws jokes, that joke should never be similar like the jokes from the comics that will perform. When a comic bombed, its the MC's job to warm up the crowd again. But when a comics doing well, MC should ask for applause. Example: (a comic just bombed) "Applause please for -stagename- Its not an easy job you know, performing live here... Example: (a comic did well) "Thats what Im talkin about! Give it one more time for -stage name)!!! Get his number girls! An MC doesnt always have to be excited in introducing a comic. Depending on the style of the comic performing, an MC must know how to adjust. Example, when introducing a dead-pan comic, and MC should be super excited. When introducing a vicious comic, MC should speak slow and kind. Bottom line is to create a situation when the audience can be surprised by the comic's first bit and persona. In introducing loud and passionate comics, btw, an MC should not be louder than the comic. Loud is okay, but not louder.But a comic must know also how to adjust to the MC's introduction. Whether they want to go louder, slower from how the MC introduced them. Allright, thats would be it from #SharingBootcamp about MC-ing a comedy show.

Untuk sesi #SharingBootCamp yang selanjutnya, Reggy membahas mengenai teknik berlatih comic serta Self Scoring. Ini dia tweet babak kedua :



Materi hari ini didapat dari pelatih comic asal Irlandia: Mary  Bourke. Silahkan di google aja profile dia. Jadi menurut Bu Mary, seorang comic harus bisa menemukan 5 joke per hari, sebagai bagian dari pelatihan. Joke nya boleh lucu boleh ngga, yg penting nemu 5 biji aja per hari. Referensinya Mary ini diambil dari caranya Drew Carrey buat melatih comedy. Lalu seorang comic juga harus sering2 ngecek Spotify buat nyari referensi Stand Up disana.Si Mbak Mary ini menyarankan dengerin Antony Jesenik, Patton Oswalt sama Maria Bamford di Spotify. Mbak mary juga sangat menekankan untuk mendengarkan seorang comic secara verbal dulu, supaya ga kemakan gaya. Mungkin krn dia ngerasa kekuatan seorang comic adalah di materi tertulis, bukan cuma gaya aja. Prasaan gw seh. Masukan ke-3 dr Mary: Rule of 3 buat penonton. Artinya, materi kita baru bisa berhasil kl bisa bikin pecah di 3 segmen penonton yg beda. Ini artinya seorang comic tidak hanya harus nyoba open mic di tempat berbeda, tapi juga dengan segmen penonton yg beda. Edan-edan kan pointnya Mba Mary? Gw nyadar PR gw jadi numpuk gara2 doi. Tapi yang paling edan adalah point berikut ini. Point ke-4 dan yg paling bangsat dari Mary. Bikin sistem scoring untuk diri sendiri. Scoring tersebut adalah: 2 point jika berhasil melakukan melakukan double punch 1x. 2 point jika berhasil melakukan merubah susunan materi ketika akan tampil atau pas di panggung. Nah dari point-point yang tadi, kata Mbak Mary, seorang comic harus bisa mengejar 10 point sekali manggung. oke balik dikit ke tadi sistem self-scoring. Kan 2 point untuk double punch, dan 2 point buat ngerubah set. Nah ada score segede 5 point. Apa pointnya? Terserah. Hal2 yang dirasa jadi kendala terbesar aja. Misalnya 5 point ketika gak ngeblank sama sekali, atau 5 point ketika berhasil nge-riffing on the spot.Jangan lupa bahwa seandainya gagal untuk melakukan hal2 di self scoring, maka pointnya jadi minus. Seorang comic harus ngejar 10 point per penampilan. Kalo scorenya kurang dr 10 ato minus, jd bahan evaluasi . Tapi pada intinya self-scoring itu bisa dirubah2 lah terserah kebutuhan dan ambisi seorang comic. Intinya evaluasi diri yg lebih terukur aja. Kesimpulan: 5 joke per hari, nonton spotify, nyoba segmen penonton beda2 dan self-scoring. Itu adalah cara pelatihan comic. #SharingBootcamp


Sesi #SharingBootCamp berikutnya, Reggy njelasin tentang trik-trik membuat materi, mari kita pantau:

Oke sekarang lanjut ke trik bikin materi #SharingBootcamp. Untuk trik2 pembuatan materi ini, Mbak Mary ngambil referensi dari buku ini: http://t.co/ISDlf1lnBZ. Yg akan gw share sekarang adalah trik yg namanya "Daftar Makasih/ The Thank You List" sama "Big Big Small" . Daftar Makasih intinya sarkas seh. Kita ucapin yg baik-baik di awal, tapi pas punch di bawah langsung dipatahin. Contoh: Terimakasih untuk murid saya Emi, di kelas 2 SMA ini. Terima kasih untuk kerajinannya ikut latihan sampe dia bisa menang. Paling tidak saya gak terlalu merasa bersalah bikin dia hamil. Jadi rumusnya "Daftar Makasih" adalah: 1. Bagus 2.Bagus 3. Bagus. 4. Patahin. Trik berikut namanya adalah Big Big Small. Intinya 1. Ambisius 2. Ambisius 3. Yahgitudoang. Contoh: 1. Saya ingin sekali ajak mbak resepsionis itu makan malam. 2. Seandainya bisa saya akan duduk di depannya dan saya pegang tangannya. 3. Kemudian saya akan berbisik di telinganya dengan mesra. 4. "Mbak, password wifinya apa sih?" . Jadi komposisi Big Big Small adalah: 1. Ingin yang megah. 2 Ingin yang wah. 3. Ternyata yg diinginkan cuma gitu doang. Pelatihan Big Big Small lumayan berkesan buat saya, soalnya pas bikin contoh, saya buatnya ternyata hasilnya sangat gelap/ dark. This is my try at BigBigSmall. 1. I wanna become a woman cuz I want to have multiple orgasm. I wanna be a woman so nobody can kick my nuts. 3. I wanna be a woman so I can cross-dress without guilt. 4. I wanna be a woman so I can have an abortion. Pas ngasih contoh itu, 1 kelas langsung, "Ooooh!" terus chanting, "Dead baby jokes! Dead baby jokes!" Pelatihnya geleng2 trus bilang, "No." #SharingBootcamp

Nah, itu tadi beberapa twit-twit dari akun twitter @Regzindahood yang dia dapat dari Comedy Boot Camp, lumayan lah untuk menambah ilmu mengenai Stand Up Comedy. Terima kasih untuk bang Reggy Hasibuan, kita tunggu ilmu-ilmu yang lainnya. Semoga bermanfaat ya..



Stand Up Comedy Lumajang

Viva La Komtung!!! Yap, dunia hiburan Indonesia saat ini lagi digandrungi sama yang namanya Stand Up Comedy. Pada tau kan apa itu Stand Up Comedy? buat yang belum tau monggo googling aja ya apa itu stand up comedy, karna banyak hal yang mendeskripsikan hal yang satu ini. Stand Up Comedy merupakan sebuah hiburan yang sangat kompleks, menyangkut berbagai sisi kehidupan dan beberapa juga masih terkait dengan hal-hal lain yang kita temui dalam lingkungan bermasyarakat sehari-hari. Di Indonesia, Stand Up Comedy mulai dikenal cukup ramai setelah munculnya Ramon Papana, Pandji dan juga penulis terkenal Raditya Dika. Nah, dari situ Stand Up Comedy pun semakin meluas ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, termasuk di provinsi Jawa Timur. Beberapa kota di Jawa Timur memiliki komunitas Stand Up Comedy yang cukup besar seperti Stand Up Comedy Surabaya dan juga Stand Up Comedy Malang. Lama kelamaan, aku pribadi pun mulai terkena 'racun' ini. Akhirnya iseng-iseng aku searching di twitter mengenai komunitas Stand Up Comedy di wilayah Jember, dan akhirnya ketemu juga sebuah akun bernama @StandUpIndo_JBR. Setelah stalking TL mereka, ternyata akan ada gathering pertama, ya mumpung ada waktu bergabunglah aku dengan komunitas ini. Namun hanya sekedar untuk mengisi waktu luang. Berbulan-bulan aku berada di komunitas ini, akhirnya aku tercetus pikiran yang lagi-lagi 'iseng'. Kenapa di kota asalku yaitu Lumajang, tidak terdapat komunitas Stand Up Comedy juga? padahal penggemar hiburan ini pun lumayan banyak. Bahkan aku sempat mendengar kabar bahwa di salah satu kafe di Lumajang pernah ada 2 orang yang ber-Stand Up Comedy. Untuk merealisasikan ideku ini, aku buat akun twitter @StandUpIndo_LMJ, ya mirip-mirip dengan akun twitter kota-kota sebelah. Tahap berikutnya yaitu memfollow komunitas-komunitas dari kota lain, harapannya sih biar di promote dan dapet follower dari sana. Setelah beberapa hari, akhirnya ada beberapa akun lain yang memfollow akun ini, dan mulai datang beberapa mention yang masuk ke akun komunitas ini. Beberapa mention menyatakan kalo mereka ingin diadakan gathering untuk komunitas ini, jadi gak cuma bikin akun twitter aja. Ya setelah melewati perdebatan yang panjaaaaaaang, aku putuskan untuk mengadakan gathering tanggal 8 Februari 2013, yang notabene aku tetapkan sebagai tanggal lahir dari komunitas ini. Saat itu yang datang ada sekitar 6 orang, yaitu Dani, Rozil, Dina, Nana, Cheper dan aku sendiri. Memang sedikit sih, tapi ya namanya bayi yang baru lahir, jadi maklumlah. Dari situ kita mulai aktif, dengan sering mengadakan kumpul comic. Komunitas ini pun juga sering mengadakan Open Mic yang kita laksanakan setiap 2 minggu sekali setiap hari Jumat dan kita namai #LumajangOpenMic. #LumajangOpenMic awalnya kita adakan di KB Coffee, namun karena permintaan penonton, #LumajangOpenMic dipindahkan ke Warung Kembang di daerah toga. Para komika Stand Up Comedy Lumajang pun sering diundang untuk mengisi acara-acara yang ada di Lumajang, meskipun sekedar nge-gigs, tapi lumayan lah untuk mempromosikan akun ini. 


 Gathering pertama

 #KumpulComic atau Sharing materi

 #LumajangOpenMic

Pengisi acara Grand opening salah satu kafe di Lumajang

Harapanku, komunitas ini nantinya bisa semakin besar dan diterima oleh masyarakat, komika-komikanya juga banyak yang semakin berkualitas serta memberikan hiburan yang terbaik untuk semua orang. Jadi untuk semua yang membaca tulisan ini, mohon dukungannya yaa. You need happyness?? We will give you a happy life :) VIVA LA KOMTUNG!!!



Copyright © 2012 Corat Coret TanahTemplate by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.